Bagi yang mengetahui bursa mobil bekas, second:
Dicari Toyota Corolla Twincam / Toyota Corona/ Accord Maestro/ Mitsubishi Lancer dll tahun 1990-1993 dan harga kisaran 40 juta s/d 50 juta. mohon informasinya disini. trims.
Kamis, 06 Oktober 2011
Rabu, 17 Agustus 2011
NAMA- NAMA PENJABAT BUPATI PONOROGO
1. | RADEN ADIPATI MERTOHADINEGORO | 1837-1854 |
2. | RADEN MAS SASROKUSUMA | 1854-1856 |
3. | RADEN MAS TUMENGGUNG COKRONEGORO I | 1856-1882 |
4. | RADEN MAS COKRONEGORO II | 1882-1914 |
5. | RADEN TUMENGGUNG SASROPRAWIRO | 1914-1914 ( 7 hari ) |
6. | RADEN MAS COKROHADINEGORO | 1914-1916 |
7. | PANGERAN KUSUMO YUDA | 1916-1926 |
8. | RADEN TUMENGGUNG SAIM | 1926-1934 |
9. | RADEN SUTIKNO | 1934-1944 |
10. | RADEN SUSANTO TIRTOPROJO | 1944-1945 |
11. | RADEN COKRODIPROJO | 1945-1949 |
12. | RADEN PRAYITNO | 1949-1951 |
13. | RADEN MOHAMAD MANGUNDIPRAJA | 1951-1955 |
14. | RADEN MAHMUD | 1955-1958 |
15. | RADEN MAS HARIYOGA | 1958-1960 |
16. | RADEN DASUKI PRAWIROWASITO | 1960-1967 |
17. | RADEN SUYOSO | 1967-1968 |
18. | R. SUDHONO SUKIRDJO | 1968-1974 |
19. | SUMADI | 1974-1984 |
20. | Drs. SOEBARKAH POETRA HADIWIRJO | 1984-1989 |
21. | Drs. GATOT SOEMANI | 1989-1994 |
22. | Dr. MARKUM SINGODIMEDJO, MM | 1994-2004 |
23. | MURYANTO, SH, MM | 2004-2005 |
24. | H. MUHADI SUYONO, SH, M.Si | 2005 - 2010 |
25 | H. AMIN, SH | 2010- SEKARANG |
Minggu, 10 April 2011
Minggu, 03 April 2011
Juragan Ponorogo di rampok, tubuh dibakar
lawupos.net:Tewasnya Mindik Dusun Putuk Suren,Desa Singgahan,Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo terindikasi sebagai korban perampokan. Dasarnya, selain menjarah uang dan perhiasan, sepeda motor korban ikut hilang.
Dari hasil olah TKP polisi menduga Mindik merupakan korban perampokan. Indikasinya hilangnya motor dan tas berisi uang sebesar 20 juta rupiah.
Bahkan untuk menghilangkan jejak, pelaku sengaja membunuh dan membakar korban di TKP, polisi hanya menemukan tas korban yang telah kosong, buku tabungan, kartu tanda pengenal, dan kalkulator.
Sementara tak jauh dari mayat, polisi menemukan ceceran darah di bawah gubuk. Untuk mengungkap siapa pelaku pembunuhan ini, polisi terus melakukan penyelidikan dan memintai keterangan sejumlah saksi, termasuk keluarga korban sendiri.
AKP Nyoto, Kasatreskrim Polres Ponorogo, “Untuk sementara, karena ini ada dua TKP, yang pertama ceceran darah, yang kedua tkp perempuan terbakar, diduga adanya suatu tindak pidana penganiayaan yang mengakibatkan orang itu meninggal dunia. Karena korbannya itu juga seorang pedagang dan dimungkinkan membawa uang dalam jumlah yang lumayan banyak, kami masih melakukan penyelidikan, ” katanya.
Pihak kepolisian belum berani menduga siapa pelaku yang tega menghabisi nyawa korban. Meski begitu, melihat modusnya, ada indikasi salah satu pelaku sudah mengenal korban. Atau paling tidak, tahu soal bisnis korban.
Suryono, anak korban meminta polisi segera mengungkap kasus ini dan pelaku dihukum berat. begitu pula Samidi,suami korban, serta Giwatun, rekan korban yang langsung ke lokasi kejadian, di Desa Mrican, Kecamatan Jenangan, atau di hutan Kayu Putih, BKPH Sukun, Ponorogo.
Pihak keluarga sempat meraung histeris saat melihat janazah korban. Menghindari hal tak diinginkan, polisi mengamankan keluarga korban menjauh dari lokasi.
Sumber: http://www.lawupos.net/13072/jenazah-juragan-ponorogo-korban-perampokan/
Dari hasil olah TKP polisi menduga Mindik merupakan korban perampokan. Indikasinya hilangnya motor dan tas berisi uang sebesar 20 juta rupiah.
Bahkan untuk menghilangkan jejak, pelaku sengaja membunuh dan membakar korban di TKP, polisi hanya menemukan tas korban yang telah kosong, buku tabungan, kartu tanda pengenal, dan kalkulator.
Sementara tak jauh dari mayat, polisi menemukan ceceran darah di bawah gubuk. Untuk mengungkap siapa pelaku pembunuhan ini, polisi terus melakukan penyelidikan dan memintai keterangan sejumlah saksi, termasuk keluarga korban sendiri.
AKP Nyoto, Kasatreskrim Polres Ponorogo, “Untuk sementara, karena ini ada dua TKP, yang pertama ceceran darah, yang kedua tkp perempuan terbakar, diduga adanya suatu tindak pidana penganiayaan yang mengakibatkan orang itu meninggal dunia. Karena korbannya itu juga seorang pedagang dan dimungkinkan membawa uang dalam jumlah yang lumayan banyak, kami masih melakukan penyelidikan, ” katanya.
Pihak kepolisian belum berani menduga siapa pelaku yang tega menghabisi nyawa korban. Meski begitu, melihat modusnya, ada indikasi salah satu pelaku sudah mengenal korban. Atau paling tidak, tahu soal bisnis korban.
Suryono, anak korban meminta polisi segera mengungkap kasus ini dan pelaku dihukum berat. begitu pula Samidi,suami korban, serta Giwatun, rekan korban yang langsung ke lokasi kejadian, di Desa Mrican, Kecamatan Jenangan, atau di hutan Kayu Putih, BKPH Sukun, Ponorogo.
Pihak keluarga sempat meraung histeris saat melihat janazah korban. Menghindari hal tak diinginkan, polisi mengamankan keluarga korban menjauh dari lokasi.
Sumber: http://www.lawupos.net/13072/jenazah-juragan-ponorogo-korban-perampokan/
Selasa, 29 Maret 2011
Seputar Kabupaten Ponorogo
Kabupaten Ponorogo adalah sebuah kabupaten di provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Magetan dan Kabupaten Madiun di utara, Kabupaten Tulungagung dan Kabupaten Trenggalek di timur, Kabupaten Pacitan di barat daya, serta Kabupaten Wonogiri (Jawa Tengah) di barat. Ponorogo memiliki luas wilayah 1.371,78 km².
Nama Bupati : H. Amin, SH
Nama Wakil Bupati : H. Yuni Widyaningsih, SH
Nama Bupati : H. Amin, SH
Nama Wakil Bupati : H. Yuni Widyaningsih, SH
Pembagian administratif
Kabupaten Ponorogo, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukotanya adalah Ponorogo. Kabupaten Ponorogo terdiri atas 21 kecamatan, yang dibagi lagi atas 305 desa dan kelurahan.
Penduduk
Pada Sensus penduduk tahun 2003 dengan jumlah penduduk 869.000.
Obyek wisata
Ponorogo dikenal dengan julukan kota reog, karena daerah ini merupakan tempat lahirnya kesenian reyog, yang kini menjadi icon wisata Jawa Timur. Setiap tanggal 1 Muharram Suro, kota Ponorogo diselenggarakan Grebeg Suro yang juga merupakan hari lahir Kota Ponorogo. Dalam even Grebeg Suro ini diadakan Kirab Pusaka yang biasa diselenggarakan sehari sebelum tanggal 1 Muharram. Pusaka peninggalan pemimpin Ponorogo zaman dulu,saat masih dalam masa Kerajaan Wengker, diarak bersama pawai pelajar dan pejabat pemerintahan di Kabupaten Ponorogo, dari Makam Batoro Katong (pendiri Ponorogo) di daerah Pasar Pon sebagai kota lama, ke Pendopo Kabupaten. Pada Malam harinya, di aloon-aloon kota, Festival Reog Internasional memasuki babak final. Esok paginya ada acara Larung Do'a di Telaga Ngebel, dimana nasi tumpeng dan kepala kerbau dilarung bersama do'a ke tengah-tengah Danau Ngebel. Even Grebeg Suro ini menjadi salah satu jadwal kalender wisata Jawa Timur. Satu lagi obyek wisata yang yang dapat dikembangkan sejajar dengan obyek wisata didaerah lain yaitu Telaga Ngebel. Panorama yang dapat dilihat di Telaga Ngebel sangat menakjubkan. Danau yang masih alami dan belum banyak terjamah fasilitas umum ini, dikelilingi oleh Gunung Wilis. Merupakan objek wisata potensial, yang mampu mendatangkan turis domestik maupun mancanegara apabila dikembangkan secara matang dan terpadu.
Transportasi
Ibukota kabupaten Ponorogo terletak 27 km sebelah selatan Kota Madiun, dan berada di jalur Madiun-Pacitan. Tranportasi umum yang sekarang banyak digunakan adalah kendaraan bermotor, baik kendaraan roda dua maupun roda empat. Ada sebagian kecil menggunakan sepeda angin ( sepeda onthel ). Dahulu ada jalur kereta api Madiun-Ponorogo-Slahung tetapi sudah tidak berfungsi sejak tahun 1988. Masih ada kereta yang ditarik kuda (dokar) yang digunakan sebagai alat transportasi utama. Dokar ini biasa digunakan di daerah pinggiran, terutama untuk mengangkut pedagang yang hendak menuju pasar-pasar tradisional. Selain itu ada juga dokar yang khusus difungsikan sebagai kereta wisata, yang biasa digunakan untuk mengelilingi kota Ponorogo. Dari sebelah barat Kabupaten Ponorogo berbatasan dengan Kabupaten Wonogiri ( Jawa Tengah ) untuk menuju Kabupaten Ponorogo bisa menggunakan alat transportasi bus, sepada roda dua maupun empat. Jika dari kecamatan Badegan bisa juga menggunkan angkodes ( angkutan pedesaan ) yang merupakan salah satu transportasi umum yang ada di Kabupaten Ponorogo.
Pendidikan
Ponorogo juga terdapat pondok pesantren modern Gontor, yakni salah satu institusi pendidikan Islam terkemuka di Indonesia. Beberapa alumni Gontor menjadi tokoh nasional, diantaranya Nurcholis Madjid,Hasyim Muzadi dan Hidayat Nurwahid. Dan juga terdapat Pondok Modern lainya yang santrinya berdatangan dari berbagai pelosok Indonesia seperti Pondok Pesantren Wali Songo Ngabar, Pondok Pesantren Al-Islam Joresan, Arrisalah, Darul Huda, Darun-Najaa dan Al-Mawadah. Selain pondok juga ada Universitas Muhammadiyah, Universitas Merdeka, STAIN, INSURI, ISID (Institut Studi Islam Darussalam), AKPER PEMKAB Ponorogo. Yang merupakan salah satu tempat pendidikan yang bisa di tempuh di Kabupaten Ponorogo.
Visi Misi Kabupaten Ponorogo
SEDANGKAN MISI KABUPATEN PONOROGO ADALAH SEBAGAI BERIKUT
- MENJAMIN TERWUJUDNYA KEPASTIAN AKSES DAN MUTU PELAYANAN DASAR MASYARAKAT SECARA OPTIMAL BAIK PEDESAAN MAUPUN PERKOTAAN, SERTA MENJAMIN KEPASTIAN PENYEDIAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN MODEL PELAYANAN YANG EFEKTIF DAN EFISIEN
- MEMACU PERTUMBUHAN EKONOMI DAN MEMBUKA LAPANGAN KERJA DALAM RANGKA PENGENTASAN KEMISKINAN DAN MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT ;
- MEWUJUDKAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN YANG TRANSPARAN, AKUNTABEL, SERTA PROFESIONAL YANG BERLANDASKAN NORMA-NORMA DENGAN MENGEDEPANKAN SUPREMASI HUKUM ;
- MENINGKATKAN PEMBERDAYAAN DAN PENGUATAN PEREMPUAN SERTA KELEMBAGAAN MASYARAKAT, MELALUI KETERLIBATAN SELURUH KOMPONEN DALAM SETIAP TAHAPAN PEMBANGUNAN DI SEGALA BIDANG, DAN ;
- MEMBANGUN DAN MEMELIHARA STABILITAS PEMERINTAHAN, POLITIK, EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA SEHINGGA MEMBERIKAN RASA AMAN BAGI MASYARAKAT, DENGAN MENJUNJUNG TINGGI BUDAYA DAN KARAKTER MASYARAKAT YANG AGAMIS, BERMORAL DAN BERBUDI LUHUR
SEJARAH BERDIRINYA PONOROGO
Awal mula berdirinya Kadipaten Ponorogo dimulai ketika Raden Katong sampai diwilayah Wengker , kemudian memilih tempat yang memenuhi syarat untuk pemukiman yaitu di dusun plampitan Kelurahan Setono Kec.Jenangan.
Siapakah Bethoro Katong ? dari catatan sejarah Ki Padmosusastro generasi 126 menyebutkan Bathoro Katong dimasa kecilnya bernama Raden Joko Piturun atau
disebut juga Raden Harak Kali. Beliau adalah salah seorang putra Prabu Brawijaya V dari garwo pangrambe ( selir yang tinggi kedudukannya ) .Bethoro Katong adalah adik lain ibu dengan Raden Patah Setelah menjadi Adipati di Ponorogo bergelar Adipati Bethoro Katong.
Kebesaran Wengker pada jaman Mojopahit ditandai dengan adanya prasasti berupa sepasang batu gilang yang terdapat didepan gapura kelima di kompleks makam Batoro Katong dimana pada batu gilang tersebut tertulis candrasengkala memet berupa gambar manusia, pohon, burung ( Garuda ) dan gajah yang melambangkan angka 1.418 Saka atau tahun 1.496
M.
Batu gilang itu berfungsi sebagai prasasti Penobatan yang dianggap suci .Atas
dasar bukti peninggalan benda - benda pubakala tersebut dengan menggunakan referensi Handbook of Oriental History dapat ditemukan hari wisuda Batoro Katong sebagai Adipati Kadipaten Ponorogo , pada hari Ahad Pon Tanggal 1 Bulan Besar , Tahun 1.418 Saka bertepatan dengan Tanggal 11 Agustus 1.496 M atau 1 Dzulhijjah 901 H. Selanjutnya melalui seminar hari jadi Kab.Ponorogo yang diselenggarakan pada tgl.30 April 1996 maka penetapan tgl.11 Agustus sebagai Hari Jadi Kab.Ponorogo telah mendapat persetujuan DPRD Kab.Ponorogo .
Sejak berdirinya Kadipaten Ponorogo dibawah Raden Katong , tata pemerintahan menjadi stabil dan pada th.1.837 M Kadipaten Ponorogo pindah dari Kota Lama ke
Kota Tengah menjadi Kabupaten Ponorogo hingga sekarang .
Siapakah Bethoro Katong ? dari catatan sejarah Ki Padmosusastro generasi 126 menyebutkan Bathoro Katong dimasa kecilnya bernama Raden Joko Piturun atau
disebut juga Raden Harak Kali. Beliau adalah salah seorang putra Prabu Brawijaya V dari garwo pangrambe ( selir yang tinggi kedudukannya ) .Bethoro Katong adalah adik lain ibu dengan Raden Patah Setelah menjadi Adipati di Ponorogo bergelar Adipati Bethoro Katong.
Kebesaran Wengker pada jaman Mojopahit ditandai dengan adanya prasasti berupa sepasang batu gilang yang terdapat didepan gapura kelima di kompleks makam Batoro Katong dimana pada batu gilang tersebut tertulis candrasengkala memet berupa gambar manusia, pohon, burung ( Garuda ) dan gajah yang melambangkan angka 1.418 Saka atau tahun 1.496
M.
Batu gilang itu berfungsi sebagai prasasti Penobatan yang dianggap suci .Atas
dasar bukti peninggalan benda - benda pubakala tersebut dengan menggunakan referensi Handbook of Oriental History dapat ditemukan hari wisuda Batoro Katong sebagai Adipati Kadipaten Ponorogo , pada hari Ahad Pon Tanggal 1 Bulan Besar , Tahun 1.418 Saka bertepatan dengan Tanggal 11 Agustus 1.496 M atau 1 Dzulhijjah 901 H. Selanjutnya melalui seminar hari jadi Kab.Ponorogo yang diselenggarakan pada tgl.30 April 1996 maka penetapan tgl.11 Agustus sebagai Hari Jadi Kab.Ponorogo telah mendapat persetujuan DPRD Kab.Ponorogo .
Sejak berdirinya Kadipaten Ponorogo dibawah Raden Katong , tata pemerintahan menjadi stabil dan pada th.1.837 M Kadipaten Ponorogo pindah dari Kota Lama ke
Kota Tengah menjadi Kabupaten Ponorogo hingga sekarang .
Langganan:
Postingan (Atom)